KAPITA SELEKTA
KAMIS, 27 OKTOBER 2016
TUGAS 6 - KELAS C
CRISTINA MARGARETTA (915120128)
YOVINA SUSANTI SUHANDRI (915120035)
Komunikasi Politik Menurut
Para Ahli
Menurut Maswadi Rauf,
Pengertian Komunikasi Politik adalah sebagai objek kajian ilmu politik, karena
pesan-pesan yang diungkapkan dalam proses komunikasi bercirikan politik yaitu
berkaitan dengan kekuasaan politik negara, pemerintahan dan juga aktivitas
komunikator dalam kedudukan sebagai pelaku kegiatan politik. Maswadi Rauf
melihat komunikasi politik dari dua dimensi, yaitu komunikasi politik sebagai
kegiatan pollitik dan sebagai kegiatan ilmiah.
Komunikasi sebagai kegiatan
politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh
aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan tersebut bersifat empirik
karena dilakukan secara nyata dalam kehidupan sosial, sedangkan komunikasi
politik sebagai kegiatan ilmiah maka komunikasi politik adalah salah satu
kegiatan politik dalam sistem politik.
Sedangkan menurut Astrid S.
Soesanto mengemukakan pengertian komunikasi politik yang hampir diwarnai kajian
ilmu hukum. Pengertian Komunikasi Politik ialah komunikasi yang diarahkan pada
pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga pada masalah yang dibahas
oleh jenis kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya melalui suatu
sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik.
Dari kata “Mengikat” dan
“sanksi” memberi isyarat bahwa disiplin ilmu hukum telah memperkaya formulasi
pengertian komunikasi politik yang diungkapkan oleh Astrid, karena kedua kata
tersebut adalah terminologi yang biasa digunakan dalam kajian ilmu hukum.
Model Komunikasi Politik
1. Model Interaksional
Model ini memiliki ciri
nonsismetik,nonlinear,dan kualitatif yang lebih menekankan kepada penafsiran
atas pesan atau prilaku orang lain dalam berkomunikasi. Yang mengembangkan
potensi manusiawi melalui interaksi sosial, dimana melalui pengambialan peran
orang lain, diri berkembang melalui interaksi dengan orang lain,keluarga,teman
hingga lingkungan luas dengan harapan terjadi interplay yang di namis antara
komunikator dengan yang mendengarkan, karena terlebih dahulu mengambil peran
sebagai orang lain.
2. Model Aristoteles
Model aristoteles adalah
model komunikasi politik yang lebih menekankan kepada pidato untuk mempengaruhi
orang lain atau yang biasa di sebut komunikasi publik. Proses komunikasi dengan
model ini terjadi ketika pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan
tujuan mengubah maindsate atau perilaku mereka. Sehingga terjadi komunikasi
yang dinamis antar pemerintah dan masyarakat
3. Model Harold Laswell
Model komunikasi ini berupa
ungkapan verbal
·
Siapa
·
Mengatakan
apa
·
Melalui
saluran apa
·
Kepada
siapa
·
Dengan
akibat apa
Di sini di tekankan
terhadap bentuk penyampaian komunikasi politik dari sang moderator, karena
menurut laswell, penyampaian pesan bisa berakibat baik ataupun negatif itu
tergantung dari cara penyampaiannya.
Beberapa Pandangan Politik
1. Politik adalah usaha yang
di tempuh oleh warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kebaikan dan
kesejahteraan bersama
2.
Politik
adalah sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk mempertahankan untuk
mencari dan mempertahankan kekuasaan dan masyarakat
3.
Politik
sebagai konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan sumber-sumber yang di
anggap penting
4.
Politik
adalah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Negara dan pemerintahan
Fungsi Komunikasi Politik
Dari
paparan di atas maka dapat kita simpulakan bahwa komunikasi politik berfungsi
sebagai strategi untuk menyempaikan pesan politik pemerintahan terhadap
masyarakat
Agar
terjadi persamaan persepsi antara masyarakat dan pemerintah dengan harapan
terjadinya hubungan yang harmonis dan dinamis antara pemerintahan dan
masyarakat yang di pimpinnya.
Komunikasi
Politik dalam PILKADA
Istilah partai politik muncul pada abad IXX berbarengan dengan
makin berkembangnya lembaga perwakilan, meningkatnya frekuensi pemilihan umum,
meluasnya pemahaman, partisipasi dan hak
politik rakyat pada pemilu. Kecuali Amerika Serikat tahun 1850, tidak satupun
negara di dunia yang mengenal partai dalam pengertian modern sekarang ini.
Yang dikenal saat itu adalah
kelompok-kelompok di parlemen, kelompok masyarakat dengan aliran
kepentingan seperti filsafat, kultural dan sejenisnya. Satu abad kemudian,
1950-an hampir semua nation-states di dunia telah memiliki partai politik.
Bahkan bagi negara-negara jajahan, partai politik memiliki posisi tersendiri di
masyarakat, yaitu menjadi alat perjuangan, kekuatan melawanan dan menentang penjajah.
Partai politik dapat didefinisikan, sebagai suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik–(biasanya) dengan cara
konstitusional–untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Kegiatan seseorang dalam partai politik merupakan suatu bentuk
partisipasi yang mencakup semua kegiatan sukarela; turut serta dalam proses
pemilihan pemimpin-pemimpin politik, dan turut serta–secara langsung atau tak
langsung– dalam pembentukan kebijaksanaan umum. Kegiatan ini juga mencakup: memilih pada pemilu, menjadi
anggota partai, kelompok penekan, kelompok kepentingan, duduk dalam lembaga
politik seperti dewan perwakilan rakyat atau mengadakan komunikasi dengan
wakil-wakil rakyat yang duduk dalam badan itu, berkampanye, dan menghadiri kelompok
diskusi, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar